Selasa, 25 Desember 2012

Jangan Pernah Punya Satu Investasi di Tempat yang Sama

 Jangan Pernah Punya Satu Investasi di Tempat yang Sama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA 
- Tak dipungkiri uang sangat memengaruhi kehidupan. Pasalnya semakin tinggi gaji, belum tentu menyisihkan banyak sisa. Mengingat gaya hidup dan kebutuhan semakin meningkat.
Meski demikian, orangtua tidak boleh mengabaikan dana pendidikan anak. Sisihkan uang gaji sejak awal kelahiran. Jika tak ingin "ribet" dengan investasi, kita dapat memulainya dari hal kecil.
Menurut Fitriavi Noeriman, seorang perencana keuangan dari QM Financial mengatakan investasi pendidikan anak dapat dimulai dari tabungan. Tabungan ini bisa digunakan sebagai dana pendidikan anak ketika mereka duduk di taman kanak-kanak (TK). Anak duduk di bangku SD, sebaiknya orangtua memiliki dana pendidikan dalam deposito. Anak SMP, orangtua dapat berinvestasi emas dan atau logam mulia. Menginjak SMA, sebaiknya orangtua memiliki instrumen investasi reksadana campuran atau saham, karena untuk persiapan dana pendidikan anak kuliah.
"Sebaiknya jangan punya satu investasi di tempat yang sama. Kita bisa mengakalinya investasi emas dan reksadana saham. Jika saham turun, nilai emas naik," tutur Fitri saat ditemui Tribunnews.com belum lama ini.
Berikut ini, Fitri memaparkan plus dan minus asuransi pendidikan, tabungan pendidikan, dan reksadana.
- Tabungan: memiliki jangka waktu, teratur, disiplin, jaminan hasil, tetapi tidak cocok bagi jangka panjang, karena bunganya hanya dua persen.
- Asuransi Pendidikan: mendapat benefit tambahan asuransi dan jaminan hasil, tetapi nilai tunai yang dijaminkan tidak sesuai dengan tujuan.
- Reksadana: return besar sehingga dapat mengalahkan inflasi, cocok berbagai jangka waktu, tetapi tidak mempunyai jaminan hasil dan fluktuatif.
Fitri juga memberikan penjelasan tujuan dan jangka waktu investasi, seperti yang telah disinggung di atas.
- Jangka waktu kurang dari tiga tahun: tabungan, deposito, ORI, dengan hasil investasi rata-rata nol persen.
- Jangka waktu kurang dari lima persen: reksadana pasar uang, dengan hasil investasi rata-rata lima persen.
- 5 tahun - 10 tahun: reksadana pendapatan tetap dan reksa dana campuran, emas, dan logm mulia, dengan hasil investasi rata-rata 10 tahun.
- 10 - 15 tahun: reksadana campuran dengan hasil investasi rata-rata 15 persen.
- Lebih dari 15 tahun: reksadana saham dengan hasil investasi rata-rata 25 persen.
"Untuk investasi, kita bisa belajar sendiri atau cari-cari info lewat website, bank, atau manajer investasi."
"Kita bisa berinvestasi asal cicilan tidak boleh lebih dari 30 persen dari total pendapatan, karena kondisi keuangan keluarga tidak sehat, bayar dulu cicilan, baru investasi," kata Fitri, mengingatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar